Senin, 14 Oktober 2019

WANITA MULIA ITU ADALAH IBU


Bismillahirahmannirrahim

Dalam rangka menyambut hari ibu tanggal 22 Desember, saya di ajak teman saya untu membuat cerita, prosa, esai, cerpen atau apapun namanya yang bertema ibu, saya mencoba menyanggupi permintaan teman tersebut, dan inilah hasilnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat dan membawa kebaikan bagi kita semua. Apabila ada saran dan kritik yang membangun, penulis sangat berterima kasih, salam hangat dari saya, seorang ibu. 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan, nama saya Rina Devina, seorang ibu dengan 5 orang anak yang saat ini berusia 41 tahun. Disini saya mencoba menulis tentang ‘Ibu’ dalam rangka memperingati hari ibu yang akan segera kita songsong pada bulan Desember 2019. Berbicara masalah ibu, sungguh banyak hal yang bisa diperbincangkan. Ibu, adalah sosok yang multiperan. Ibu adalah manusia luar biasa yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai kemampuan. Ibu adalah sebutan bagi kaum perempuan yang sudah memasuki usia dewasa atau merupakan panggilan hormat bagi perempuan, terlepas perempuan itu sudah menikah atau belum, sudah memiliki anak ataupun belum.

Sosok ibupun menjadi lebih istimewa lagi bila ia berada di lingkungan keluarga intinya, karena ibu adalah pusat gravitasi keluarga, maksudnya adalah pusat kegiatan keluarga di rumah cenderung mengandalkan tugas bantuan dari seorang ibu. Saya pribadi juga merasa bangga dengan sebutan ibu yang saya sandang, saya merasa di hargai dan tersanjung diciptakan sebagai seorang perempuan. Karena sebagai perempuan, apalagi sebagai ibu sangat banyak fadillah dan keutamaan sebagai seorang ibu yang dijanjikan oleh Allah melalui lisan nabinya Muhammad Rasulullah.

Dalam salah satu ceramahnya, Ustad Adi Hidayat juga pernah menyinggung masalah ibu, katanya, seorang ibu ibarat seperti Rembulan. Maksudnya adalah bahwa ibu ibarat rembulan yang  bisa memberikan rasa ketenangan bila di pandang mata, tidak menyilaukan, rembulan juga cantik bila bersinar penuh (bulan Purnama). Sinar bulan juga lembut, sehingga tidak bosan-bosannya kita mengagumi kecantikan bulan. Ustad Adi juga menjelaskan bahwa seharusnya seorang ibu juga menjadi penggambaran seorang rembulan dalam rumah tangganya, dinantikan dan di kagumi kedatangannya, memberikan keteduhan dan kedamaian dimanapun dia berada.

Bila kita runut ke belakang, banyak kisah-kisah yang menceritakan keutamaan seorang ibu, mulai dari legenda Malin Kundang yang mengisahkan ketangguhan seorang ibu yang membesarkan seorang anak yang kadar Allah mendurhakainya, lalu karena sakit hatinya sang ibu menangis dan tanpa sadar berucap sumpah yang mengakibatkan malin kundang berubah menjadi batu, karena Allah merasa sangat tidak patut seorang anak mendurhakai ibu dan tidak menganggap layak bila kita malu untuk mengakui keberadaan ibu, yang dengan segala cara telah mengusahakan dan merawat kita dalam kondisi apapun yang dialaminya.

Kisah lain lagi adalah kisah nyata kehidupan seorang ulama besar yang kita kenal dengan nama Imam Syafi’i. Imam Syafi’I memiliki ibu yang sangat menyayaginya, Fatimah binti Ubaidillah adalah nama ibu dari Imam Syafi’I, merupakan sosok yang tegar. Ia membesarkan Imam Syafi’I seorang diri karena suaminya syahid di medan perang. Imam Syafi’i juga menderita buta penglihatan, namun kadar Allah, dengan doa yang tiada putus disetiap sujudnya, Allah menjawab doa seorang ibu. Alhasil imim syafi’I dapat melihat kembali dan dapat membantunya menuntut ilmu dengan lebih tekun dan bersemangat lagi untuk berbuat yang terbaik bagi umat ini.

Kembali ke soal ibu, sungguh mulia ibu dalam pandangan Islam, karena nabi mengajarkan dalam salah satu nasehatnya pada sahabatnya yang bertanya kepadanya tentang ‘siapa orang yang paling berhak atas dirinya dan wajib untuk dihormati dan dipatuhi’. Nabi menjawab pertanya sahabat tersebut bahwa “ibu” lah sosok yang paling berhak dsan wajib untuk di hormati, lalu sahabatnpun mengulangi pertanyaan yang sama sampai tiga, namun nabipun menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, yaitu ibu,ibu dan ibu sampai tiga kali, baru yang keempat nabi menjawab ayah, untuk pertanyyan yang sama.

Begitu mulianya seorang ibu dalam ajaran Islam, selain petuah nabi tersebut adalagi petuah lainnya dapat kita temukan dalam kitab-kitab karangan para perawi hadist nabi yang bila saya kumpulkan dapat berupa keutamaan seorang ibu, seperti berikut ini :

1.      Apabila seorang ibu mengandung seorang anak dalam rahimnya, beristigfarlah para malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari mengan 1000 kebaikan dan menghapuskan dosanya 1000 kejahatan
2.      Apabila seorang ibu mulai merasakan sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah
3.      Apabila seorang ibu melahirkan anaknya, maka hilanglah dosa-dosanya, sehingga ia (ibu) seolah-olah seperti keadaan lahir kembali (Bersih dari dosa)
4.      Apabila telah lahir anaknya, lalu di susuinya, maka bagi ibu itu setiap tegukan dari  air susunya adalah kebaikan
5.      Apabila semalaman si ibu tidak dapat tidur dikarenakan memelihara dan menjaga anaknya yang sedang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba sahaya dengan iklas untuk membela agama Allah
6.      Rakaat shalat ibu yang sedang hamil adalah lebih baik dari pada 80 rakaat shalat wanita yang tidak hamil
7.      Seorang ibu yang sedang mengandung akan mendapat pahala terus menerus seperti orang yang sedang berpuasa pada siang hari, padahal si ibu di beri uzur untuk tidak berpuasa pada saat sedang mengandung
8.      Tiap-tiap kesakitan yang ibu alami ketika proses persalinan mendapat pahala 70 tahun shalat pada setiap satu urat yang sakit yang dirasakannya
9.      Sekiranya seorang ibu mati dimasa 40 hari selepas bersalin, maka dia akan dianggap sebagai mati syahid
Demikianlah pahala bagi seorang ibu bila ia menjalankan perannya sebagai ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui. Ada juga beberapa keutamaan seorang ibu, dalam hal ini adalah melalui perannya sebagai seorang isteri, yaitu ia (ibu) mendapat keistimewaan dapat beberapa keutamaan, salah satunya adalah boleh memasuki surga dari pintu manapun yang diinginkannya bila ia menjalankan fungsinya dengan iklas dan sabar sebagai seorang isteri dan ibu. Berbicara tentang tugas ibu sebagai seorang isteri, ada satu cerita curahan hati seorang isteri  yang bisa saya share disini tentang perasaan seorang isteri terhadap apa yang dihadapinya, begini curhatnya :

Melakoni pekerjaan rumah yang melelahkan dan tidak pernah selesai, anak yang terus menerus menangis, bertengkar, kesempatan istirahat yang kurang, jangankan untuk piknik dan merefres pikiran, untuk hanya bisa makan dengan nikmat tanpa gangguan anak-anakpun sungguh kesempatan sulit yang bisa didapatkan. Jika suami hanya memiliki satu tekanan untuk memikirkan roda kehidupan, maka lain halnya dengan ibu, ibu harus banting tulang mengusahakan seirit mungkin uang supaya bisa cukup untuk semua keperluan.

Jika seorang ayah hanya memikirkan satu tekanan untuk menjalankan roda kehidupan berputar, maka lain halnya dengan ibu, yang harus mendengar bisikan tetanga soal hutang yang menumpuk, atau soal jemuran yang selalu penuh cucian, tekanan ibu saat mendengar cibiran sodara tentang isi rumah tangga juga sangat menjengkelkan. Jika seorang bapak memiliki satu tekanan untuk memikirkan jalannya roda kehidupan berputar, maka ibu jauh lebih banyak tekanan yang merudungnya.

Begitu banyak halnya tekanan yang menghampiri, sehingga kadang anaklah yang menjadi pelampiasannya. Bukan karena kurang iman, tetapi beratnya beban sungguh butuh untuk dibagi bersama. Sungguh kehidupan bisa mati seketika ketika kesabaran seorang ibu itu hilang. Maka, cintailah ibu, cintailah dengan iklas dan coba memaafkan kekurangan ato kesalahannya, mungkin banyak ibu yang suka ngomel, marah bahkan histeris menghadapi tekanan. Tapi yakinlah cinta ibu lebih besar dari omelannya.Hanya dengan menghargai, menuruti dan memberi sedikit  perhatian kepada ibu, maka saya jamin, beban segunung yang ada di pundaknya akan lebur dan menjadikan kewarasannya tetap terjaga dan membuatnya tetap bahagia di tengah rasa terima kasih keluarga yang mendukung. Selamat hari ibu, semoga kita makin menghargai jasa seorang ibu, karena ibu berhak bahagia, karena profesi ibu itu sungguh mulia. 

Wassalammualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh