Bismillahirahmannirrahim
Dalam rangka menyambut hari ibu tanggal 22 Desember, saya di ajak teman saya untu membuat cerita, prosa, esai, cerpen atau apapun namanya yang bertema ibu, saya mencoba menyanggupi permintaan teman tersebut, dan inilah hasilnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat dan membawa kebaikan bagi kita semua. Apabila ada saran dan kritik yang membangun, penulis sangat berterima kasih, salam hangat dari saya, seorang ibu.
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan,
nama saya Rina Devina, seorang ibu dengan 5 orang anak yang saat ini berusia 41
tahun. Disini saya mencoba menulis tentang ‘Ibu’ dalam rangka memperingati hari
ibu yang akan segera kita songsong pada bulan Desember 2019. Berbicara masalah
ibu, sungguh banyak hal yang bisa diperbincangkan. Ibu, adalah sosok yang
multiperan. Ibu adalah manusia luar biasa yang diciptakan oleh Allah dengan
berbagai kemampuan. Ibu adalah sebutan bagi kaum perempuan yang sudah memasuki
usia dewasa atau merupakan panggilan hormat bagi perempuan, terlepas perempuan
itu sudah menikah atau belum, sudah memiliki anak ataupun belum.
Sosok
ibupun menjadi lebih istimewa lagi bila ia berada di lingkungan keluarga
intinya, karena ibu adalah pusat gravitasi keluarga, maksudnya adalah pusat
kegiatan keluarga di rumah cenderung mengandalkan tugas bantuan dari seorang
ibu. Saya pribadi juga merasa bangga dengan sebutan ibu yang saya sandang, saya
merasa di hargai dan tersanjung diciptakan sebagai seorang perempuan. Karena
sebagai perempuan, apalagi sebagai ibu sangat banyak fadillah dan keutamaan
sebagai seorang ibu yang dijanjikan oleh Allah melalui lisan nabinya Muhammad
Rasulullah.
Dalam
salah satu ceramahnya, Ustad Adi Hidayat juga pernah menyinggung masalah ibu,
katanya, seorang ibu ibarat seperti Rembulan. Maksudnya adalah bahwa ibu ibarat
rembulan yang bisa memberikan rasa
ketenangan bila di pandang mata, tidak menyilaukan, rembulan juga cantik bila
bersinar penuh (bulan Purnama). Sinar bulan juga lembut, sehingga tidak
bosan-bosannya kita mengagumi kecantikan bulan. Ustad Adi juga menjelaskan
bahwa seharusnya seorang ibu juga menjadi penggambaran seorang rembulan dalam
rumah tangganya, dinantikan dan di kagumi kedatangannya, memberikan keteduhan
dan kedamaian dimanapun dia berada.
Bila
kita runut ke belakang, banyak kisah-kisah yang menceritakan keutamaan seorang
ibu, mulai dari legenda Malin Kundang yang mengisahkan ketangguhan seorang ibu
yang membesarkan seorang anak yang kadar Allah mendurhakainya, lalu karena
sakit hatinya sang ibu menangis dan tanpa sadar berucap sumpah yang
mengakibatkan malin kundang berubah menjadi batu, karena Allah merasa sangat
tidak patut seorang anak mendurhakai ibu dan tidak menganggap layak bila kita
malu untuk mengakui keberadaan ibu, yang dengan segala cara telah mengusahakan
dan merawat kita dalam kondisi apapun yang dialaminya.
Kisah
lain lagi adalah kisah nyata kehidupan seorang ulama besar yang kita kenal
dengan nama Imam Syafi’i. Imam Syafi’I memiliki ibu yang sangat menyayaginya, Fatimah
binti Ubaidillah adalah nama ibu dari Imam Syafi’I, merupakan sosok yang tegar.
Ia membesarkan Imam Syafi’I seorang diri karena suaminya syahid di medan perang.
Imam Syafi’i juga menderita buta penglihatan, namun kadar Allah, dengan doa
yang tiada putus disetiap sujudnya, Allah menjawab doa seorang ibu. Alhasil
imim syafi’I dapat melihat kembali dan dapat membantunya menuntut ilmu dengan
lebih tekun dan bersemangat lagi untuk berbuat yang terbaik bagi umat ini.
Kembali
ke soal ibu, sungguh mulia ibu dalam pandangan Islam, karena nabi mengajarkan
dalam salah satu nasehatnya pada sahabatnya yang bertanya kepadanya tentang
‘siapa orang yang paling berhak atas dirinya dan wajib untuk dihormati dan
dipatuhi’. Nabi menjawab pertanya sahabat tersebut bahwa “ibu” lah sosok yang
paling berhak dsan wajib untuk di hormati, lalu sahabatnpun mengulangi
pertanyaan yang sama sampai tiga, namun nabipun menjawab pertanyaan itu dengan
jawaban yang sama, yaitu ibu,ibu dan ibu sampai tiga kali, baru yang keempat
nabi menjawab ayah, untuk pertanyyan yang sama.
Begitu
mulianya seorang ibu dalam ajaran Islam, selain petuah nabi tersebut adalagi
petuah lainnya dapat kita temukan dalam kitab-kitab karangan para perawi hadist
nabi yang bila saya kumpulkan dapat berupa keutamaan seorang ibu, seperti
berikut ini :
1. Apabila
seorang ibu mengandung seorang anak dalam rahimnya, beristigfarlah para
malaikat untuknya, Allah mencatatkan baginya setiap hari mengan 1000 kebaikan
dan menghapuskan dosanya 1000 kejahatan
2. Apabila
seorang ibu mulai merasakan sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan
baginya pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah
3. Apabila
seorang ibu melahirkan anaknya, maka hilanglah dosa-dosanya, sehingga ia (ibu)
seolah-olah seperti keadaan lahir kembali (Bersih dari dosa)
4. Apabila
telah lahir anaknya, lalu di susuinya, maka bagi ibu itu setiap tegukan
dari air susunya adalah kebaikan
5. Apabila
semalaman si ibu tidak dapat tidur dikarenakan memelihara dan menjaga anaknya
yang sedang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang
hamba sahaya dengan iklas untuk membela agama Allah
6. Rakaat
shalat ibu yang sedang hamil adalah lebih baik dari pada 80 rakaat shalat
wanita yang tidak hamil
7. Seorang
ibu yang sedang mengandung akan mendapat pahala terus menerus seperti orang
yang sedang berpuasa pada siang hari, padahal si ibu di beri uzur untuk tidak
berpuasa pada saat sedang mengandung
8. Tiap-tiap
kesakitan yang ibu alami ketika proses persalinan mendapat pahala 70 tahun
shalat pada setiap satu urat yang sakit yang dirasakannya
9. Sekiranya
seorang ibu mati dimasa 40 hari selepas bersalin, maka dia akan dianggap
sebagai mati syahid
Demikianlah
pahala bagi seorang ibu bila ia menjalankan perannya sebagai ibu yang
mengandung, melahirkan dan menyusui. Ada juga beberapa keutamaan seorang ibu,
dalam hal ini adalah melalui perannya sebagai seorang isteri, yaitu ia (ibu)
mendapat keistimewaan dapat beberapa keutamaan, salah satunya adalah boleh
memasuki surga dari pintu manapun yang diinginkannya bila ia menjalankan
fungsinya dengan iklas dan sabar sebagai seorang isteri dan ibu. Berbicara
tentang tugas ibu sebagai seorang isteri, ada satu cerita curahan hati seorang
isteri yang bisa saya share disini
tentang perasaan seorang isteri terhadap apa yang dihadapinya, begini curhatnya
:
Melakoni
pekerjaan rumah yang melelahkan dan tidak pernah selesai, anak yang terus
menerus menangis, bertengkar, kesempatan istirahat yang kurang, jangankan untuk
piknik dan merefres pikiran, untuk hanya bisa makan dengan nikmat tanpa
gangguan anak-anakpun sungguh kesempatan sulit yang bisa didapatkan. Jika suami
hanya memiliki satu tekanan untuk memikirkan roda kehidupan, maka lain halnya
dengan ibu, ibu harus banting tulang mengusahakan seirit mungkin uang supaya
bisa cukup untuk semua keperluan.
Jika seorang
ayah hanya memikirkan satu tekanan untuk menjalankan roda kehidupan berputar,
maka lain halnya dengan ibu, yang harus mendengar bisikan tetanga soal hutang
yang menumpuk, atau soal jemuran yang selalu penuh cucian, tekanan ibu saat
mendengar cibiran sodara tentang isi rumah tangga juga sangat menjengkelkan.
Jika seorang bapak memiliki satu tekanan untuk memikirkan jalannya roda
kehidupan berputar, maka ibu jauh lebih banyak tekanan yang merudungnya.
Begitu banyak
halnya tekanan yang menghampiri, sehingga kadang anaklah yang menjadi
pelampiasannya. Bukan karena kurang iman, tetapi beratnya beban sungguh butuh
untuk dibagi bersama. Sungguh kehidupan bisa mati seketika ketika kesabaran
seorang ibu itu hilang. Maka, cintailah ibu, cintailah dengan iklas dan coba
memaafkan kekurangan ato kesalahannya, mungkin banyak ibu yang suka ngomel,
marah bahkan histeris menghadapi tekanan. Tapi yakinlah cinta ibu lebih besar
dari omelannya.Hanya dengan menghargai, menuruti dan memberi sedikit perhatian kepada ibu, maka saya jamin, beban
segunung yang ada di pundaknya akan lebur dan menjadikan kewarasannya tetap
terjaga dan membuatnya tetap bahagia di tengah rasa terima kasih keluarga yang
mendukung. Selamat hari ibu, semoga kita makin menghargai jasa seorang ibu,
karena ibu berhak bahagia, karena profesi ibu itu sungguh mulia.
Wassalammualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar