Memperingati Hari Lansia dengan
Peningkatan Budaya Literasi dan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Adakah
yang tahu bahwa pada setiap tanggal 29 Mei kita memperingati Hari Lansia
Nasional?, ya, saya yakin masih banyak masyarakat yang belum tahu dan familiar dengan
hari istimewa para lansia ini. Memang, pencanangan Hari Lansia Nasional (HLN)
ini tidak begitu popular seperti peringatan hari Kartini, hari Pancasila atau
hari nasional lainnya.
HLN
yang tahun ini memasuki peringatan yang ke 22 tahun ini merupakan salah satu
hari penting di Indonesia yang diperingati demi untuk mewujudkan rasa kepedulian
dan penghargaan kepada para orang tua terutama yang telah memasuki usia lanjut
(lansia).
Menurut
UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Lansia adalah orang yang
telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Sebagai implementasi dari UU tersebut,
maka dibentuklah Komnas Lansia (Komisi Nasional Perlindungan Penduduk Lanjut
Usia), dan pemerintah juga merancang Rencana Aksi Nasional Lanjut Usia di bawah
koordinasi kantor Menko Kesra.
Komnas
Lansia di bentuk berdasarkan Keppres No. 52 tahun 2004 dan bertugas sebagai koordinator
usaha peningkatan kesejahteraan sosial orang lanjut usia di Indonesia.
Pencanangan ini di maksudkan untuk menghormati jasa Dr. KRT Radjiman Wediodiningrat
yang masih memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerekaan
Indonesia dalam usia lanjut pada masa itu.
Di
berbagai wilayah, setiap peringatan HLN, Pemerintah daerah selalu menggelar
berbagai acara yang melibatkan orang lanjut usia, seperti acara senam bersama, sepeda
santai, berbagai perlombaan, dan penyerahan paket bantuan. Selain itu, HLN juga
diperingati dengan mengadakan berbagai seminar dan diskusi bertemakan orang
lanjut usia.
Namun
dengan kondisi yang sedang kita hadapi saat ini, yaitu masih dalam keadaan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB), maka bukan hal yang bijak bagi kita
untuk merayakan dan memperingati momen berharga bagi kaum lansia ini seperti
biasanya. Hal ini di lakukan juga demi menjaga agar kesehatan para lansia tetap
aman dan terjaga dari penyebaran pandemik COVID-19.
Seperti
yang kita katahui bahwa Lansia adalah kelompok dengan resiko paling tinggi dan
rentan terhadap penularan COVID-19. Apalagi lansia yang telah memiliki riwayat
penyakit seperti diabetes, jantung atau bahkan kanker paru-paru. Menurut
organisasi kesehatan dunia WHO, penyebab lansia mudah terinfeksi adalah karena
kekebalan dan daya tubuh yang rendah.
Lansia dan Pola Hidup Bersih dan
Sehat
Ada
banyak cara bagi lansia untuk mencegah agar tidak terjangkit oleh COVID-19, beberapa
diantaranya adalah :
1. Tidak
keluar rumah jika tidak mendesak
Untuk
sementara waktu agar meniadakan bepergian keluar rumah atau melakukan perjalanan
yang tidak perlu, tujuannya untuk menghindari resiko penularan dari orang lain
selama di perjalanan.
2. Hindari
pertemuan sosial sementara waktu
Biasanya
di pertemuan sosial, resiko menjadi lebih tinggi karena tanpa sengaja dapat
menyentuh benda atau orang yang telah terinfeksi COVID-19, sehingga memperbesar
potensi penyebaran virus tersebut.
3. Sementara
waktu lebih baik tidak menerima tamu atau kunjungan kerabat
Bertahan
memendam rindu kepada kerabat masih lebih penting daripada harus ikut turut andil
dalam menyebarkan virus kepada orang terkasih. Lebih baik mencegah daripada
mengobati.
4. Tunda
pemeriksaan kesehatan rutin dan kunjungan ke pusat kesehatan
Cobalah
untuk menunda kunjungan ke dokter apabila tidak dalam keadaan yang sangat mendesak,
serta pastikan selalu mencuci tangan dengan cairan desifektan berbasis alkohol.
5. Ajarkan
tentang kebersihan pada pengasuh
Penting
untuk selalu memastikan kondisi kesehatan pengasuh agar lansia yang dirawatnya dapat
terhindar dari bahaya penularan COVID-19 secara langsung.
6. Jangan
kompromi dengan rutinitas harian di luar rumah yang tidak perlu
Jangan
pernah kompromi dengan rutinitas di luar rumah yang mungkin telah menjadi
rutinitas harian, cobalah berkomitmen untuk melakukan rutinitas hanya dari
dalam rumah agar lebih aman.
7. Tetap
lakukan protokoler kesehatan yang standar
Protokoler
kesehatan yang standar lebih menjamin kesehatan. Dan yang lebih di perlukan lagi
adalah adanya kesabaran dan keteguhan hati untuk selalu patuh pada aturan kebersihan
dan pembatasan sosial yang berlaku.
Tentu
sangat berat untuk melakukan berbagai komitmen diatas bagi para lansia, karena
pada umumnya lansia sangat memerlukan kontak fisik dan penghiburan agar terhindar dari kondisi perasaan yang merasa terasing dan di singkirkan dari
lingkungannya. Namun hal ini menjadi sangat penting dan membantu dalam upaya
pencegahan penularan COVID-19 pada kelompok lansia.
Lansia dan Literasi
Demi
untuk tetap menjaga suasana hati para lansia agar tetap terhibur dan tidak
bersedih karena pembatasan sosial ini, maka diperlukan beberapa langkah yang
dinilai layak untuk menjaga suasana hati lansia agar tetap ceria, beberapa diantaranya
adalah :
1. Perbaikan
lingkungan
Perbaikan
lingkungan yang dimaksud disini adalah kita mulai memfasilitasi berbagai kebutuhan
lansia yang akan dilakukan saat berlangsung proses karantina di rumah. Kita
bisa mulai dengan menata ulang kamar dan melakukan sedikit perbaikan ventilasi
sampai penyediaan sabun cuci tangan dan fasilitas lainnya yang akan memudahkan
lansia dalam beraktifitas sehari-hari dari dalam rumah.
2. Ubah
pertemuan sosial menjadi pertemuan secara virtual
Era
digital sekarang ini sangat memudahkan kita dalam berinteraksi di dunia maya,
tak terkecuali para lansia. Para lansia yang biasanya melakukan berbagai
pertemuan sosial atau melakukan kegiatan ibadah bersama-sama dapat tetap
melakukan kegitan tersebut dan berkomuikasi dengan menggunakan format digital
sekarang yang sedang booming saat ini, yaitu berbagai aplikasi virtual seperti
zoom,meet atau aplikasi lainnya.
3. Sediakan
buku dan media pembelajaran lainnya yang menghibur
Buku
adalah teman sepanjang hayat, buku juga teman yang baik dikala sendiri. Para
lansia tidak akan menolak buku yang ditawarkan kepadanya sepanjang buku
tersebut adalah jenis buku yang diminati oleh para lansia. Biasanya lansia
berminat pada buku yang berbau keagamaan atau bernuansa spritual. Buku
kesehatan dan motivasi juga baik bagi mereka.
4. Sediakan
buku harian atau wadah bagi lansia untuk menulis
Salah
satu cara dalam membunuh kesepian adalah dengan membaca dan menulis, para
lansia yang terbiasa melakukan kegiatan sosial namun kali ini harus dibatasi
dapat mulai menggunakan waktunya ketika karantina di rumah dengan menulis. Tema
yang ditulis boleh apa saja yang tentunya dikuasai oleh lansia. Inti dari
kegiatan menulis ini adalah agar lansia tetap produktif dan terhibur selama
masa karantina.
5. Manfaatkan
keterampilan yang di miliki dan hobi lainnya
Lansia
yang memiliki keterampilan khusus atau hobi tertentu dapat mulai berbagi ilmu
dengan menggunakan berbagai media internet. Banyak aplikasi internet yang dapat
dimanfaatkan, semisal Youtube, Facebook atau media lainnya yang akan membuat
ilmu dan ketemapilan meraka dapat menyebar dan di pelajari oleh orang lain.
Intinya adalah agar lansia tetap dapat berkomunikasi, dan bermanfaat serta jangan
sampai ketinggalan informasi alias gaptek dan dapat menjalani hidup sesuai
dengan kemajuan jaman.
Peringatan
HLN ini dapat menjadi momentum bagi kita untuk lebih menghargai lansia dan
semakin meningkatkan kesadaran kita untuk mulai memperhatikan keberadaan para
lansia yang sangat rentan dan butuh perhatian ekstra. Di harapkan agar
lingkungan dan keluarga juga dapat memahami dan menciptakan lingkungan yang
baik, bersih dan sehat, sehingga akan membuat lansia merasa nyaman dalam
menjalani hari-harinya.
Karena
para lansia adalah pemelihara sekaligus pewaris budaya bangsa kepada dua
generasi sesudahnya, maka dari itu, mereka butuh dukungan semangat dari
keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitar agar bisa dapat terus berkarya dan
berkreasi serta bermanfaat pada sesama. Akhir kata, mari jadikan momentum Hari
Lansia Nasional ini menjadi momen kita untuk semakin berbakti dan berbagi
dengan lansia. Salam Literasi