Senin, 01 Juni 2020

Mari Perkuat Literasi Pancasila


Mari Perkuat Literasi Pancasila
Oleh : Rina Devina

Tanggal 01 Juni selalu kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Ini adalah momen nasional, namun banyak dari kita dan masyarakat umum yang belum mengetahui makna sesungguhya dari perayaan Hari Lahir Pancasila (HLP) ini. Bahkan banyak dari kita yang hanya merayakan HLP ini sebagai momen seremonial belaka.
Banyak dari kita yang beranggapan bahwa kewajiban merayakannya hanya dengan melaksanakan kewajiban upacara bendera. Terkadang timbul rasa lelah dan malas untuk datang dan menghadiri upacara yang seringkali terpaksa tetap kita lakukan dikarenakan kewajiban atau tuntutan. Sementara yang lainnya tersenyum dan bernafas lega karena tak punya kewajiban untuk melaksanakan upacara yang seperti ‘tak bernyawa’ itu.
Inilah perasaan dan fenomena yang umum kita rasakan, upacara yang terasa monoton dan hampa makna. Pada saat berlangsungnya upacarapun kita kadangkala merasa jenuh dan menggerutu. Berdoa dan berharap agar upacara cepat berlalu. Karena setelah ini masih ada urusan lain yang telah menanti untuk dikerjakan.
Pada kesempatan yang sama di berbagai media sosial, apakah itu WhatsApp, Twitter, Facebook, Instagram atau yang lainnya, telah ramai oleh ciutan, slogan dan banyaknya deretan ucapan selamat HLP, namun sangat jarang ada pesan yang menyentuh kalbu sehingga menggugah semangat untuk lebih memaknai dan menghargai momentum dari HLP ini.
Sudah banyak bentuk refleksi yang disampaikan, begitu juga dengan kajian bahkan diskusi tentang latar belakang perumusan ideologi bangsa ini namun semakin ke mari, semakin kosong pemaknaannya. Ada apa dengan fenomena ini?
Di sinilah letak permasalahannya. Selayaknya apapun bentuk peringatan yang kita laksanakan, tentunya perlu dipahami maknanya secara utuh. Bukan hanya sekedar retorika belaka. Namun harus disandarkan kepada refleksi mendalam tentang bagaimana seharusnya kita ‘berpancasila’. Meskipun tidak boleh disangkal bahwa pemerintah kita terus menerus berusaha untuk mencari solusi dan model ikhtiar yang lebih baik dan di rasa paling tepat untuk menggugah semangat kebangsaan yang krisis kering kerontang dari hari ke hari.
Sungguh, kita memelukan itikad baik untuk menyadari bahwa kita semua harus me-reaktualisasi-kan  makna peringatan hari kebangsaan, khususnya hari lahir pancasila ini. Agar tidak menjadi sekedar seremonial tahunan yang menjemukan yang terus berulang tanpa aktualisasi diri dan tindakan nyata dari tahun ke tahun.
Mengapa memperingati Hari Lahir Pancasila menjadi penting?
Pancasila merupakan pijakan paling utama di semua aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila masih menjadi landasannya. Dengan kata lain, Pancasila menjadi kesadaran filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila adalah ideologi yang mempersatukan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila menjadi landasan etis atau pedoman perilaku baik dan buruknya masyarakat di ruang-ruang publik. Nilai tersebut terkait dengan rencana aksi untuk membentuk sistem etika di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan seterusnya. Etika ini menghendaki kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah NKRI berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Sebagai sistem etika, Pancasila seyogyanya menjadi ‘National Publik Norm’ bagi penyelenggaraan Negara di berbagai bidang dan melekat dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Namun kenyataannya, masih banyak sikap masyarakat yang tidak mencerminkan masyarakat yang Pancasilais. Hal ini jelas menunjukkan sikap keawaman masyarakat terhadap etika Pancasila dan ini juga mengindikasikan lemahnya literasi Pancasila di masyarakat.
Minimnya literasi tentang nilai Pancasila yang tepat dalam masyarakat serta pemahaman yang dangkal atas berbagai konsep dasar Pancasila akan menjadi sebuah masalah serius. Dangkalnya literasi Pancasila sangat disayangkan karena dapat menimbulkan berbagai masalah. Dan masalah yang paling rawan adalah konflik ideologi, yang menjadi awal dari konflik agama dan sosial.  
Semangat literasi yang di dengungkan di Hari Lahir Pancasila ini adalah dengan memahami konsep dasar Pancasila sebagai dasar Negara seperti yang ditanamkan oleh Ir.Soekarno pada waktu mencetuskan ide awal Pancasila sebagai dasar Negara, yaitu gagasan tentang lima poin penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sikap memahami, menghayati, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila ini sudah seharusnya diimplementasikan dan mengakar dengan kokoh dalam diri setiap individu yang akhirnya akan menggerakkan setiap sendi kehidupan sosial generasi Pancasila.
Tumbuh kembangnya nasionalisme dalam diri setiap warga Negara didasari oleh kentalnya pemahaman terhadap spirit yang dikandung setiap sila dalam Pancasila yang bukan hanya dijadikan sebagai narasi dan pameo belaka, tapi seharusnya menjadikan kita sosok Pancasilais militan yang menjadikan literasi sebagai pilar pengokoh kebangsaan.
Gerakan Literasi Pancasila ini dapat diaktualisasikan dalam berbagai kegiatan seperti :
1.      Upacara bendera dengan penuh hikmat dan narasi yang positif
2.      Seminar, lokakarya dan diskusi tentang Pancasila
3.      Lomba menulis essai atau tulisan popular yang bertemakan tentang Pancasila
4.      Cerdas cermat seputar Pancasila
5.      Festival adat dan kebudayaan yang menjadi sumber dasar nilai Pancasila
6.      Pentas seni dan budaya dengan tema Pancasila
7.      Memutar Film-film yang bertemakan sejarah perjuangan bangsa
8.   Mengangkat kisah kisah inspiratif dari orang-orang yang menjadi pelopor atau pelestari nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
9.      Ziarah ke makam para pahlawan pejuang kemerdekaan
1  .  Kegiatan berkunjung ke museum-musium
1  .  Iklan dan kampanye di media massa sebagai stimulus bagi penjiwaan terhadap ideologi Pancasila.
Semoga dengan memperingati Hari Lahir Pancasila dapat kita jadikan sebagai momentum untuk semakin merekatkan nilai-nilai Pancasila dalam diri pribadi dan keluarga dengan terus menggali filsafat Pancasila melalui kegiatan literasi Pancasila. Salam Literasi
Penulis adalah Pustakawan pada Kanwil Kemenkumham Sumut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar