Mari Perkuat Literasi Pancasila
Oleh : Rina Devina
Tanggal
01 Juni selalu kita peringati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Ini adalah momen
nasional, namun banyak dari kita dan masyarakat umum yang belum mengetahui
makna sesungguhya dari perayaan Hari Lahir Pancasila (HLP) ini. Bahkan banyak dari
kita yang hanya merayakan HLP ini sebagai momen seremonial belaka.
Banyak
dari kita yang beranggapan bahwa kewajiban merayakannya hanya dengan
melaksanakan kewajiban upacara bendera. Terkadang timbul rasa lelah dan malas untuk
datang dan menghadiri upacara yang seringkali terpaksa tetap kita lakukan
dikarenakan kewajiban atau tuntutan. Sementara yang lainnya tersenyum dan
bernafas lega karena tak punya kewajiban untuk melaksanakan upacara yang seperti
‘tak bernyawa’ itu.
Inilah
perasaan dan fenomena yang umum kita rasakan, upacara yang terasa monoton dan
hampa makna. Pada saat berlangsungnya upacarapun kita kadangkala merasa jenuh
dan menggerutu. Berdoa dan berharap agar upacara cepat berlalu. Karena setelah
ini masih ada urusan lain yang telah menanti untuk dikerjakan.
Pada
kesempatan yang sama di berbagai media sosial, apakah itu WhatsApp, Twitter,
Facebook, Instagram atau yang lainnya, telah ramai oleh ciutan, slogan dan
banyaknya deretan ucapan selamat HLP, namun sangat jarang ada pesan yang
menyentuh kalbu sehingga menggugah semangat untuk lebih memaknai dan menghargai
momentum dari HLP ini.
Sudah
banyak bentuk refleksi yang disampaikan, begitu juga dengan kajian bahkan diskusi
tentang latar belakang perumusan ideologi bangsa ini namun semakin ke mari,
semakin kosong pemaknaannya. Ada apa dengan fenomena ini?
Di
sinilah letak permasalahannya. Selayaknya apapun bentuk peringatan yang kita
laksanakan, tentunya perlu dipahami maknanya secara utuh. Bukan hanya sekedar
retorika belaka. Namun harus disandarkan kepada refleksi mendalam tentang
bagaimana seharusnya kita ‘berpancasila’. Meskipun tidak boleh disangkal bahwa
pemerintah kita terus menerus berusaha untuk mencari solusi dan model ikhtiar
yang lebih baik dan di rasa paling tepat untuk menggugah semangat kebangsaan
yang krisis kering kerontang dari hari ke hari.
Sungguh,
kita memelukan itikad baik untuk menyadari bahwa kita semua harus
me-reaktualisasi-kan makna peringatan
hari kebangsaan, khususnya hari lahir pancasila ini. Agar tidak menjadi sekedar
seremonial tahunan yang menjemukan yang terus berulang tanpa aktualisasi diri
dan tindakan nyata dari tahun ke tahun.
Mengapa memperingati Hari Lahir
Pancasila menjadi penting?
Pancasila
merupakan pijakan paling utama di semua aspek kehidupan bermasyarakat.
Terjaganya persatuan bangsa Indonesia hanya bisa terwujud selama Pancasila
masih menjadi landasannya. Dengan kata lain, Pancasila menjadi kesadaran
filsafat hukum dan sumber kesadaran berbangsa dan bernegara, Pancasila adalah ideologi
yang mempersatukan.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi Pancasila menjadi landasan etis atau pedoman
perilaku baik dan buruknya masyarakat di ruang-ruang publik. Nilai tersebut
terkait dengan rencana aksi untuk membentuk sistem etika di bidang politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan seterusnya. Etika ini menghendaki kukuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam wadah NKRI berdasarkan prinsip
Bhineka Tunggal Ika.
Sebagai
sistem etika, Pancasila seyogyanya menjadi ‘National Publik Norm’ bagi
penyelenggaraan Negara di berbagai bidang dan melekat dalam kehidupan
sehari-hari rakyat Indonesia. Namun kenyataannya, masih banyak sikap masyarakat
yang tidak mencerminkan masyarakat yang Pancasilais. Hal ini jelas menunjukkan
sikap keawaman masyarakat terhadap etika Pancasila dan ini juga mengindikasikan
lemahnya literasi Pancasila di masyarakat.
Minimnya
literasi tentang nilai Pancasila yang tepat dalam masyarakat serta pemahaman
yang dangkal atas berbagai konsep dasar Pancasila akan menjadi sebuah masalah
serius. Dangkalnya literasi Pancasila sangat disayangkan karena dapat menimbulkan
berbagai masalah. Dan masalah yang paling rawan adalah konflik ideologi, yang
menjadi awal dari konflik agama dan sosial.
Semangat
literasi yang di dengungkan di Hari Lahir Pancasila ini adalah dengan memahami
konsep dasar Pancasila sebagai dasar Negara seperti yang ditanamkan oleh
Ir.Soekarno pada waktu mencetuskan ide awal Pancasila sebagai dasar Negara,
yaitu gagasan tentang lima poin penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Sikap
memahami, menghayati, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila ini
sudah seharusnya diimplementasikan dan mengakar dengan kokoh dalam diri setiap
individu yang akhirnya akan menggerakkan setiap sendi kehidupan sosial generasi
Pancasila.
Tumbuh
kembangnya nasionalisme dalam diri setiap warga Negara didasari oleh kentalnya
pemahaman terhadap spirit yang dikandung setiap sila dalam Pancasila yang bukan
hanya dijadikan sebagai narasi dan pameo belaka, tapi seharusnya menjadikan
kita sosok Pancasilais militan yang menjadikan literasi sebagai pilar pengokoh
kebangsaan.
Gerakan
Literasi Pancasila ini dapat diaktualisasikan dalam berbagai kegiatan seperti :
1. Upacara
bendera dengan penuh hikmat dan narasi yang positif
2. Seminar,
lokakarya dan diskusi tentang Pancasila
3. Lomba
menulis essai atau tulisan popular yang bertemakan tentang Pancasila
4. Cerdas
cermat seputar Pancasila
5. Festival
adat dan kebudayaan yang menjadi sumber dasar nilai Pancasila
6. Pentas
seni dan budaya dengan tema Pancasila
7. Memutar
Film-film yang bertemakan sejarah perjuangan bangsa
8. Mengangkat
kisah kisah inspiratif dari orang-orang yang menjadi pelopor atau pelestari
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
9. Ziarah
ke makam para pahlawan pejuang kemerdekaan
1 . Kegiatan
berkunjung ke museum-musium
1 . Iklan
dan kampanye di media massa sebagai stimulus bagi penjiwaan terhadap ideologi
Pancasila.
Semoga
dengan memperingati Hari Lahir Pancasila dapat kita jadikan sebagai momentum
untuk semakin merekatkan nilai-nilai Pancasila dalam diri pribadi dan keluarga
dengan terus menggali filsafat Pancasila melalui kegiatan literasi Pancasila.
Salam Literasi
Penulis
adalah Pustakawan pada Kanwil Kemenkumham Sumut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar