Rabu, 08 Juli 2020

Bank Indonesia dan Literasi Keuangan, Perbankan dan Moneter


Bank Indonesia dan Literasi Keuangan, Perbankan dan Moneter
Oleh : Rina Devina
Semua orang pasti tahu dengan nama Bank Indonesia, namun jarang yang tahu tentang hari jadi Bank Indonesia. Nah, hari ini, tepat tanggal 05 Juli adalah Hari Bank Indonesia. Kalau selama ini kita hanya mendengar sepintas tentang Bank Indonesia atau yang lebih familiar kita kenal dengan istilah BI ini, maka dalam rangka memperingati Hari Bank Indonesia ini saya akan mengupas sedikit tentang bank independen ini agar lebih akrab lagi dan bagaimana kontribusinya dengan dunia literasi keuangan, perbankan dan moneter di Indonesia.
Sebenarnya jika kita ingin mengenal lebih jauh tentang BI, kita bisa berkunjung ke Museum BI yang beralamat di Jalan Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat. Pemilihan lokasi ini sangat strategis karena gedung ini dulunya merupakan lokasi De Javasche Bank yang menjadi cikal bakal dari BI itu sendiri. Lokasi tersebut adalah bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah dan sekarang dimanfaatkan sebagai Museum BI. Museum ini memiliki berbagai fasilitas yang diberikan kepada pengunjung untuk menggali informasi lebih lengkap tentang sejarah, fungsi, maupun tugas dari BI.
Namun bagi yang belum berkesempatan mengunjungi Museum BI, tidak ada salahnya kita mengenal BI melalui artikel berikut ini. BI adalah merupakan Bank Sentral Republik Indonesia yang pada pemerintahan Hindia Belanda memiliki nama De Javasche Bank yang berdiri pada tahun 1828 yang bertugas sebagai bank sirkulasi yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Pada tahun 1968 terbitlah UU Bank Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas BI sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial.
Tahun 1999 menjadi sejarah baru bagi BI karena disahkannya UU No. 23/1999 yang berisi bahwa tujuan tunggal BI adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Setelah itu BI mengalami amandemen pada tahun 2004 dan 2008. Tahun 2004 amandemen berfokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang BI, termasuk penguatan governance. Sementara pada tahun 2008 PP pengganti UU No. 2 Tahun 2008 tentang BI sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global.
BI sendiri memiliki dua kedudukan penting, yaitu sebagai lembaga Negara yang independen dan sebagai badan hukum, sedangkan fungsi dan tujuan dari BI adalah untuk memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah terdiri dari dua aspek, pertama kestabilan mata uang terhadap barang dan jasa yang tercermin dalam perkembangan laju inflasi. Kedua adalah kestabilan terhadap mata uang negara lain yang tercermin dalam perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tersebut.
Untuk mencapai dua tujuan utama tersebut, BI didukung oleh tiga pilar, yaitu :
1.      Menetapkan dan menjalankan kebijakan moneter
2.      Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3.      Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Dengan mengetahui lebih jauh tentang BI, setidaknya kita bisa ikut andil dalam membantu mewujudkan fungsi dan tugas pokok BI tersebut sesuai dengan posisi kita masing-masing. Hal yang paling sederhana dan bisa kita lakukan adalah dengan mencintai rupiah dengan cara tidak pernah bertransaksi dengan mata uang asing dan menggunakan produk-produk lokal buatan tanah air sendiri.
Tidak cukup melalui museum BI, sekarang BI juga sudah banyak mendirikan pusat informasi BI, perpustakaan BI dan BI corner. Di pusat informasi BI atau Bank Indonesia Information Centre, pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai ragam informasi dalam bentuk time series dari masa ke masa yang merangkum semua perjalanan BI. Pengunjung tidak perlu repot-repot dalam mengakses informasi tersebut, karena semua informasi sudah dikemas dalam perangkat multi-media. Tidak hanya informasi yang berasal dari dalam negeri, tempat ini juga menyediakan beragam informasi yang berasal dari luar negeri.
Jika pengunjung ingin fasilitas yang lebih modern, para pengunjung juga bisa memanfaatkan BI Virtual Museum sebagai sarana untuk mengakses informasi tentang BI melalui jaringan internet. Ada kalanya pusat informasi BI ini menyatu dengan perpustakaan BI yang biasanya melekat pada setiap kantor cabang BI yang ada di setiap provinsi di seluruh Indonesia, dan sebagai komitmen BI untuk berbagi dengan negeri, BI juga menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, baik itu negeri atau swasta untuk mendirikan BI Corner serta pojok baca bagi sekolah PAUD.
Aksi BI mendirikan berbagai BI corner dan pojok baca adalah demi dedikasi untuk negeri dalam rangka membantu usaha pemerintah mengenalkan dan membudayakan gerakan literasi, khususnya literasi keuangan, perbankan, dan moneter. Hadirnya BI corner dan pojok baca diharapkan bisa dimanfaatkan semua kalangan, baik mahasiswa maupun masyarakat luas dalam mengakses informasi tentang perekonomian dan perbankan sehingga bisa menjadi wadah literasi keuangan yang efektif yang dapat membantu perekonomian rakyat.
Selain mendirikan Museum, perpustakaan, BI corner dan pojok baca, BI juga gencar mengkampanyekan berbagai program literasi keuangan kepada masyarakat. Masyarakat yang disasar adalah para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mengapa harus sektor UMKM? Karena di sektor inilah tingkat literasi keuangan diharapkan dapat meningkat dan dengan begitu para pelaku UMKM dapat mengerti berbagai produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan lainnya, sehingga tidak hanya bergantung pada pembiayaan perbankan yang manual serta konvensional.
Selain sektor UMKM, masyarakat umum juga menjadi sasaran target literasi keuangan dari BI. Survey membuktikan bahwa hanya 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki rekening bank, jauh di bawah negara-negara tetangga kita. Program edukasi dan literasi keuangan ini jelas dapat dilakukan untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia, terutama yang selama ini memiliki kendala keterbatasan pada akses perbankan, seperti penyandang disabilitas, pedagang kecil, perempuan prasejahtera, anak-anak dan masyarakat lain yang memiliki keterbatasan akses maupun keterbatasan literasi keuangan.
Dari melihat kondisi tersebut, perpustakaan BI melalui BI corner dan pojok baca hadir di tengah masyarakat agar dapat menjadi pusat repository yang menyimpan dan mengelola pengetahuan literasi perbankan dan keuangan serta moneter dengan lebih baik dan juga memberikan berbagai fasilitas kepada masyarakat agar dapat mengakasesnya dengan lebih mudah. Salah satu caranya adalah dengan melalui aplikasi iBI Library yang dapat diunduh lewat Google Play Store. Perpustakaan digital ini merupakan implementasi dari konsep library without wall yang dapat diakses 24 jam dan 7 hari seminggu.
Saat ini BI telah membangun dan memiliki 46 perpustakaan yang berada di kantor pusat dan kantor perwakilan (KPw) BI di setiap daerah di Indonesia. Sebanyak enam perpustakaan KPw telah mendapat akreditasi A dari Perpustakaan Nasional periode 2017-2020, dan 15 perpustakaan  mendapat akreditasi B. Semoga dengan memperingati Hari Bank Indonesia, kita dapat meningkatkan literasi keuangan, perbankan dan moneter di masyarakat. Dan semoga artikel ringan ini akan bermanfaat bagi kita dan orang lain dan semoga kebermanfaatan museum, information centre dan perpustakaan BI akan semakin luas dirasakan baik oleh internal maupun eksternal BI tentunya. Salam literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar