Bank Indonesia dan Literasi
Keuangan, Perbankan dan Moneter
Oleh : Rina Devina
Semua
orang pasti tahu dengan nama Bank Indonesia, namun jarang yang tahu tentang
hari jadi Bank Indonesia. Nah, hari ini, tepat tanggal 05 Juli adalah Hari Bank
Indonesia. Kalau selama ini kita hanya mendengar sepintas tentang Bank
Indonesia atau yang lebih familiar kita kenal dengan istilah BI ini, maka dalam
rangka memperingati Hari Bank Indonesia ini saya akan mengupas sedikit tentang
bank independen ini agar lebih akrab lagi dan bagaimana kontribusinya dengan
dunia literasi keuangan, perbankan dan moneter di Indonesia.
Sebenarnya
jika kita ingin mengenal lebih jauh tentang BI, kita bisa berkunjung ke Museum
BI yang beralamat di Jalan Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat. Pemilihan
lokasi ini sangat strategis karena gedung ini dulunya merupakan lokasi De
Javasche Bank yang menjadi cikal bakal dari BI itu sendiri. Lokasi tersebut
adalah bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah dan
sekarang dimanfaatkan sebagai Museum BI. Museum ini memiliki berbagai fasilitas
yang diberikan kepada pengunjung untuk menggali informasi lebih lengkap tentang
sejarah, fungsi, maupun tugas dari BI.
Namun
bagi yang belum berkesempatan mengunjungi Museum BI, tidak ada salahnya kita
mengenal BI melalui artikel berikut ini. BI adalah merupakan Bank Sentral
Republik Indonesia yang pada pemerintahan Hindia Belanda memiliki nama De
Javasche Bank yang berdiri pada tahun 1828 yang bertugas sebagai bank sirkulasi
yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Pada tahun 1968 terbitlah UU Bank
Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas BI sebagai bank sentral, terpisah
dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial.
Tahun
1999 menjadi sejarah baru bagi BI karena disahkannya UU No. 23/1999 yang berisi
bahwa tujuan tunggal BI adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah.
Setelah itu BI mengalami amandemen pada tahun 2004 dan 2008. Tahun 2004 amandemen
berfokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
BI, termasuk penguatan governance.
Sementara pada tahun 2008 PP pengganti UU No. 2 Tahun 2008 tentang BI sebagai
bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen ini dimaksudkan
untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi krisis global.
BI
sendiri memiliki dua kedudukan penting, yaitu sebagai lembaga Negara yang independen
dan sebagai badan hukum, sedangkan fungsi dan tujuan dari BI adalah untuk
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah terdiri dari dua
aspek, pertama kestabilan mata uang terhadap barang dan jasa yang tercermin
dalam perkembangan laju inflasi. Kedua adalah kestabilan terhadap mata uang negara
lain yang tercermin dalam perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing tersebut.
Untuk
mencapai dua tujuan utama tersebut, BI didukung oleh tiga pilar, yaitu :
1. Menetapkan
dan menjalankan kebijakan moneter
2. Mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur
dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Dengan
mengetahui lebih jauh tentang BI, setidaknya kita bisa ikut andil dalam
membantu mewujudkan fungsi dan tugas pokok BI tersebut sesuai dengan posisi
kita masing-masing. Hal yang paling sederhana dan bisa kita lakukan adalah
dengan mencintai rupiah dengan cara tidak pernah bertransaksi dengan mata uang
asing dan menggunakan produk-produk lokal buatan tanah air sendiri.
Tidak
cukup melalui museum BI, sekarang BI juga sudah banyak mendirikan pusat
informasi BI, perpustakaan BI dan BI corner. Di pusat informasi BI atau Bank Indonesia Information Centre, pengunjung
akan dimanjakan dengan berbagai ragam informasi dalam bentuk time series dari masa ke masa yang
merangkum semua perjalanan BI. Pengunjung tidak perlu repot-repot dalam
mengakses informasi tersebut, karena semua informasi sudah dikemas dalam
perangkat multi-media. Tidak hanya informasi yang berasal dari dalam negeri,
tempat ini juga menyediakan beragam informasi yang berasal dari luar negeri.
Jika
pengunjung ingin fasilitas yang lebih modern, para pengunjung juga bisa
memanfaatkan BI Virtual Museum sebagai sarana untuk mengakses informasi tentang
BI melalui jaringan internet. Ada kalanya pusat informasi BI ini menyatu dengan
perpustakaan BI yang biasanya melekat pada setiap kantor cabang BI yang ada di
setiap provinsi di seluruh Indonesia, dan sebagai komitmen BI untuk berbagi
dengan negeri, BI juga menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi,
baik itu negeri atau swasta untuk mendirikan BI Corner serta pojok baca bagi
sekolah PAUD.
Aksi
BI mendirikan berbagai BI corner dan pojok baca adalah demi dedikasi untuk
negeri dalam rangka membantu usaha pemerintah mengenalkan dan membudayakan
gerakan literasi, khususnya literasi keuangan, perbankan, dan moneter. Hadirnya
BI corner dan pojok baca diharapkan bisa dimanfaatkan semua kalangan, baik
mahasiswa maupun masyarakat luas dalam mengakses informasi tentang perekonomian
dan perbankan sehingga bisa menjadi wadah literasi keuangan yang efektif yang dapat
membantu perekonomian rakyat.
Selain
mendirikan Museum, perpustakaan, BI corner dan pojok baca, BI juga gencar
mengkampanyekan berbagai program literasi keuangan kepada masyarakat.
Masyarakat yang disasar adalah para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM). Mengapa harus sektor UMKM? Karena di sektor inilah tingkat literasi
keuangan diharapkan dapat meningkat dan dengan begitu para pelaku UMKM dapat
mengerti berbagai produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan
lainnya, sehingga tidak hanya bergantung pada pembiayaan perbankan yang manual
serta konvensional.
Selain
sektor UMKM, masyarakat umum juga menjadi sasaran target literasi keuangan dari
BI. Survey membuktikan bahwa hanya 36 persen orang dewasa di Indonesia yang memiliki
rekening bank, jauh di bawah negara-negara tetangga kita. Program edukasi dan
literasi keuangan ini jelas dapat dilakukan untuk seluruh lapisan masyarakat
Indonesia, terutama yang selama ini memiliki kendala keterbatasan pada akses
perbankan, seperti penyandang disabilitas, pedagang kecil, perempuan
prasejahtera, anak-anak dan masyarakat lain yang memiliki keterbatasan akses
maupun keterbatasan literasi keuangan.
Dari
melihat kondisi tersebut, perpustakaan BI melalui BI corner dan pojok baca hadir
di tengah masyarakat agar dapat menjadi pusat repository yang menyimpan dan
mengelola pengetahuan literasi perbankan dan keuangan serta moneter dengan
lebih baik dan juga memberikan berbagai fasilitas kepada masyarakat agar dapat
mengakasesnya dengan lebih mudah. Salah satu caranya adalah dengan melalui
aplikasi iBI Library yang dapat diunduh lewat Google Play Store. Perpustakaan digital
ini merupakan implementasi dari konsep library without wall yang dapat diakses
24 jam dan 7 hari seminggu.
Saat
ini BI telah membangun dan memiliki 46 perpustakaan yang berada di kantor pusat
dan kantor perwakilan (KPw) BI di setiap daerah di Indonesia. Sebanyak enam perpustakaan
KPw telah mendapat akreditasi A dari Perpustakaan Nasional periode 2017-2020,
dan 15 perpustakaan mendapat akreditasi
B. Semoga dengan memperingati Hari Bank Indonesia, kita dapat meningkatkan
literasi keuangan, perbankan dan moneter di masyarakat. Dan semoga artikel
ringan ini akan bermanfaat bagi kita dan orang lain dan semoga kebermanfaatan museum,
information centre dan perpustakaan BI akan semakin luas dirasakan baik oleh
internal maupun eksternal BI tentunya. Salam literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar