Kelautan dan Literasi Perilaku
Penyelaman
Oleh : Rina Devina
Tahukah
sobat literasi hari ini kita memperingati hari apa? Tepat hari ini tanggal 2
Juli kita memperingati Hari Kelautan Nasional. Ya, benar, Hari Kelautan
Nasional, bukan Hari Laut Sedunia yang baru kita peringati tanggal 8 Juni
kemarin. Ini adalah even nasional walaupun mengusung hal yang sama yaitu
tentang cara merawat dan menyayangi laut kita. Namun di tulisan kali ini saya
akan membahas tentang kelautan nusantara ditinjau dari sisi keindahan lautnya,
sisi kekayaan dan pariwisatanya.
Seperti
yang kita ketahui bersama, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki
17.504 pulau, 7.870 pulau yang sudah di beri nama sedangkan 9.634 pulau belum
memiliki nama. Pulau-pulau ini saling terhubung satu dengan yang lainnya tentu
saja melalui laut yang kita miliki. Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13
desember 1957 merupakan penyataan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, diantara, dan di dalam kepulauan Indonesia, menyatu
menjadi satu kesatuan kelautan dalam wilayah NKRI.
Peringatan
Hari Kelautan Nasional (HKN) ini adalah momentum kita, masyarakat Indonesia
untuk merenungkan, menggagas serta mengambil langkah guna menghadapi tantangan
yang dialami kita dan komunitas global lainnya dalam kaitannya dengan dunia
kelautan. Kesadaran pentingnya membangun kelautan Nasional sebagai asset dan
kekayaan masa depan bangsa harus mulai diikuti oleh seluruh rakyat dan
masyarakat, khususnya pemerintah daerah.
Kondisi
Kelautan Nasional kita memiliki fungsi yang sangat esensial terhadap ketahanan
pangan, ketahanan nutrisi, kesehatan serta kelangsungan dari semua kehidupan.
Laut memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi langsung atau pun tidak langsung
terhadap iklim dan bagian utama dari bumi tempat kita semua berada. Dalam
keseharian, kita juga menerima jasa dan hasil laut mulai dari penggunaan
kelautan sebagai jalur transformasi, konsumsi maupun rekreasi.
Pakar
Kemaritiman, Abdul Rivai Ras, mengungkapkan kecemasan dan keprihatinananya
terhadap pengelolaan kekayaan kelautan Indonesia yang masih sangat membutuhkan
banyak perhatian dari pemerintah. Indonesia. Bahkan dunia mengakui bahwa
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia dengan lautannya yang membentang
seluas lebih dari 5 juta km persegi. DIbandingkan dengan daratannya yang
kurang dari 2 juta km persegi saja.
Dengan
luas dan potensi sumber daya alam kelautan yang sangat besar tersebut, Negara
Indonesia didaulat sebagai salah satu Negara dengan surga laut yang indah dan
kaya. Pemandangan dalam laut yang mempesona dengan berbagai keunikan bawah laut
yang membentang dari Aceh hingga Papua. Diperkirakan terdapat lebih dari 2.500
jenis ikan dan 500 jenis kerang serta berbagai jenis terumbu karang yang hidup
di dalam perairan nusantara.
Sungguh
beruntungnya Negara Indonesia, selain dianugerahi lanskap panorama alam yang
indah. Bukan hanya pemandangan di daratan saja, namun dunia bawah lautnya juga
mengagumkan. Terbukti dengan 18 persen dari total terumbu karang dunia berada
di Indonesia. Alih-alih hanya menjaga, sudah seharusnya kita juga terlibat dan
mengerti bagaimana menjaga kelangsungan anugerah keindahan Taman Laut Indonesia
yang banyak diantaranya sudah di beri nama dan dijadikan sebagai Taman Laut
Nasional.
Hal
ini jelas menjadikan Taman laut Indonesia layak diburu oleh para penyelam
dunia. Mereka rela untuk menempuh jarak yang jauh, bahkan dari benua yang
berbeda hanya untuk datang dan menyaksikan serta menyelam, snorkeling dan
menilik ekosistem di dunia bawah laut Indonesia yang sangat eksotis ini. Dan
siapa sangka, Taman Laut Nasional yang ada di Indonesia ada sejumlah 23 taman
wisata laut yang membentang dari Sabang hingga Merauke.
Beberapa
Taman nasional Laut yang seang menggeliat dan banyak dikunjungi para penyelam adalah : 1. Taman Nasional Laut Rubiah,
Aceh.2. Taman Nasional Laut Maneh, Sumatera Barat. 3. Taman Nasional Laut
Karimunjawa, Jawa Tengah.4. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
5. Taman Nasional Laut Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. 6. Taman Nasional
Laut Kepulauan Taka Bonerate, Sulawesi Selatan. 7. Taman Nasional Laut Bunaken,
Sulawesi Utara. 8. Taman Nasional Laut Kepulauan Togean, Sulawesi Tenggara. 9. Taman
Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. 10. Taman Nasional Laut Tulamben,
Bali. 11. Taman Nasional Laut Pulau Komodo, NTT. 12. Taman Nasional Laut Selat
Pantar Alor, NTT. 13. Taman Nasional Laut 17 Pulau Riung, NTT.14. Taman
Nasional Laut Banda, Pulau Neira Banda. 15. Taman Nasional Laut Teluk Cenrawasih,
Papua Barat. 16. Taman Nasional Laut Raja Ampat, Papua.
Dengan
begitu banyaknya Taman Nasional Laut Indoneisa yang ada, betapa banyak kekayaan
dan devisa Negara yang dapat dikumpulkan dari sektor pariwisata laut ini, namun
jangan terbuai dulu saat mendengar bahwa pemadangan bawah laut kita terlihat indah.
Karena faktanya, saat ini kerusakan terumbu karang di perairan dari sabang
sampai merauke ini sudah mencapai 46 persen. Fakta tersebut diungkap oleh Badan
Karantina Ikan Pengenali Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan atau BKIPM.
BKIPM
juga mengatakan kalau kerusakan terumbu karang tak hanya diakibatkan oleh faktor
alam, tetapi juga faktor manusia, seperti aktivitas pengeboman ikan dan
penyelundupan terumbu karang serta penyelaman yang tidak memperhatikan literasi
perilaku penyelaman yang baik dan benar. Maka dari itu sangat diperlukan sikap
dan perilaku penyelam, apakah itu turis penyelam atau guide yang sekaligus berprofesi
sebagai penyelam agar memiliki integritas dan tanggung jawab lingkungan yang tinggi
demi kelangsungan dan keselamatan kelautan kita. s
Literasi Perilaku Penyelaman
Marthen
Welly, seorang pegiat dan penyelam professional yang berpengalaman berbagi tips
bagi para penyelam lain agar dapat menikmati wisata laut sambil melaksanakan pelestarian
laut, yang merupakan asset utama aktivitas penyelaman, yaitu :
1. Jangan
menyelam tanpa pengawasan dari penyelam professional seperti dive guide, dive
instructor atau dive master. Karena mereka biasanya sudah mengenal lokasi dan
biasanya mereka berperan sekaligus sebagai buddy.
2. Jangan
menyelam bila ragu, apalagi melepaskan BCD atau fins. Keraguan dapat membuat
kita salah mengambil keputusan yang dapat berakibat sangat fatal.
3. Lakukan
foto atau penyelaman pada spot tertentu saja, sehingga tidak menganggu habitat
alami yang sudah ada, seperti wreck yang tumbuh di coral.
4. Selalu
buat perhitungan dan perencanaan sebelum menyelam dengan diving partner kalian.
Ingatlah bahwa scuba diving tidak berbahaya, namun aksi tanpa perencanaan dan
tindakan ceroboh atau panik dapat membahayakan.
5. Penyelam
jangan sampai menyentuh karang, fins (pakaian atau sepatu karet penyelam)
jangan sampai terlalu dekat dengan terumbu karang karena terumbu hidup biasanya
memiliki tekstur yang sangat lunak dan gampang rusak serta mudah terluka.
6. Para
dive guide juga harus memberi tanda, memonitoring terumbu karang dan melakukan
clean-up serta menyediakan informasi edukasi tambahan di dive center.
7. Bila
penyelam ingin menyaksikan ikan Pari Manta, jaga jarak aman, yaitu paling dekat
adalah minimal 3 meter, jangan coba di sentuh atau dikejar. Karena biasanya
pari Manta bisa stress dan alhasil penyelam tidak dapat melihatnya dari jarak
yang dekat.
8. Jangan
membawa nasi bungkus atau kotak makan sekali pakai. Bawalah selalu kemasan
makanan yang bukan sekali pakai seperti botol air dan wadah nasi yang bisa
digunakan berkali-kali untuk mengurangi sampah tentunya.
Demikianlah
beberapa tips tentang literasi perilaku penyelaman, semoga bisa menjadi sedikit
standar dan parameter bagi para penyelam sehingga kita sama-sama dapat menjaga
kesehatan dan keselamatan laut sehingga keindahan alam bawah laut dapat terus kita
nikmati bersama sampai ke anak cucu. Dengan semangat Hari Kelautan Nasional
mari kita bergandeng tangan untuk sama-sama berkomitmen menjaga anugerah Tuhan
Yang Maha Kuasa ini agar menjadi berkah bagi kita bersama selamanya. Salam
literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar