Sabtu, 04 Juli 2020

Kelautan dan Literasi Perilaku Penyelaman


Kelautan dan Literasi Perilaku Penyelaman
Oleh : Rina Devina
Tahukah sobat literasi hari ini kita memperingati hari apa? Tepat hari ini tanggal 2 Juli kita memperingati Hari Kelautan Nasional. Ya, benar, Hari Kelautan Nasional, bukan Hari Laut Sedunia yang baru kita peringati tanggal 8 Juni kemarin. Ini adalah even nasional walaupun mengusung hal yang sama yaitu tentang cara merawat dan menyayangi laut kita. Namun di tulisan kali ini saya akan membahas tentang kelautan nusantara ditinjau dari sisi keindahan lautnya, sisi kekayaan dan pariwisatanya.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki 17.504 pulau, 7.870 pulau yang sudah di beri nama sedangkan 9.634 pulau belum memiliki nama. Pulau-pulau ini saling terhubung satu dengan yang lainnya tentu saja melalui laut yang kita miliki. Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13 desember 1957 merupakan penyataan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, diantara, dan di dalam kepulauan Indonesia, menyatu menjadi satu kesatuan kelautan dalam wilayah NKRI.
Peringatan Hari Kelautan Nasional (HKN) ini adalah momentum kita, masyarakat Indonesia untuk merenungkan, menggagas serta mengambil langkah guna menghadapi tantangan yang dialami kita dan komunitas global lainnya dalam kaitannya dengan dunia kelautan. Kesadaran pentingnya membangun kelautan Nasional sebagai asset dan kekayaan masa depan bangsa harus mulai diikuti oleh seluruh rakyat dan masyarakat, khususnya pemerintah daerah.
Kondisi Kelautan Nasional kita memiliki fungsi yang sangat esensial terhadap ketahanan pangan, ketahanan nutrisi, kesehatan serta kelangsungan dari semua kehidupan. Laut memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi langsung atau pun tidak langsung terhadap iklim dan bagian utama dari bumi tempat kita semua berada. Dalam keseharian, kita juga menerima jasa dan hasil laut mulai dari penggunaan kelautan sebagai jalur transformasi, konsumsi maupun rekreasi.
Pakar Kemaritiman, Abdul Rivai Ras, mengungkapkan kecemasan dan keprihatinananya terhadap pengelolaan kekayaan kelautan Indonesia yang masih sangat membutuhkan banyak perhatian dari pemerintah. Indonesia. Bahkan dunia mengakui bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia dengan lautannya yang membentang seluas lebih dari 5 juta km persegi. DIbandingkan dengan daratannya yang kurang  dari 2 juta km persegi saja.
Dengan luas dan potensi sumber daya alam kelautan yang sangat besar tersebut, Negara Indonesia didaulat sebagai salah satu Negara dengan surga laut yang indah dan kaya. Pemandangan dalam laut yang mempesona dengan berbagai keunikan bawah laut yang membentang dari Aceh hingga Papua. Diperkirakan terdapat lebih dari 2.500 jenis ikan dan 500 jenis kerang serta berbagai jenis terumbu karang yang hidup di dalam perairan nusantara.
Sungguh beruntungnya Negara Indonesia, selain dianugerahi lanskap panorama alam yang indah. Bukan hanya pemandangan di daratan saja, namun dunia bawah lautnya juga mengagumkan. Terbukti dengan 18 persen dari total terumbu karang dunia berada di Indonesia. Alih-alih hanya menjaga, sudah seharusnya kita juga terlibat dan mengerti bagaimana menjaga kelangsungan anugerah keindahan Taman Laut Indonesia yang banyak diantaranya sudah di beri nama dan dijadikan sebagai Taman Laut Nasional.
Hal ini jelas menjadikan Taman laut Indonesia layak diburu oleh para penyelam dunia. Mereka rela untuk menempuh jarak yang jauh, bahkan dari benua yang berbeda hanya untuk datang dan menyaksikan serta menyelam, snorkeling dan menilik ekosistem di dunia bawah laut Indonesia yang sangat eksotis ini. Dan siapa sangka, Taman Laut Nasional yang ada di Indonesia ada sejumlah 23 taman wisata laut yang membentang dari Sabang hingga Merauke.
Beberapa Taman nasional Laut yang seang menggeliat dan banyak dikunjungi para penyelam  adalah : 1. Taman Nasional Laut Rubiah, Aceh.2. Taman Nasional Laut Maneh, Sumatera Barat. 3. Taman Nasional Laut Karimunjawa, Jawa Tengah.4. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. 5. Taman Nasional Laut Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. 6. Taman Nasional Laut Kepulauan Taka Bonerate, Sulawesi Selatan. 7. Taman Nasional Laut Bunaken, Sulawesi Utara. 8. Taman Nasional Laut Kepulauan Togean, Sulawesi Tenggara. 9. Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara. 10. Taman Nasional Laut Tulamben, Bali. 11. Taman Nasional Laut Pulau Komodo, NTT. 12. Taman Nasional Laut Selat Pantar Alor, NTT. 13. Taman Nasional Laut 17 Pulau Riung, NTT.14. Taman Nasional Laut Banda, Pulau Neira Banda. 15. Taman Nasional Laut Teluk Cenrawasih, Papua Barat. 16. Taman Nasional Laut Raja Ampat, Papua.
Dengan begitu banyaknya Taman Nasional Laut Indoneisa yang ada, betapa banyak kekayaan dan devisa Negara yang dapat dikumpulkan dari sektor pariwisata laut ini, namun jangan terbuai dulu saat mendengar bahwa pemadangan bawah laut kita terlihat indah. Karena faktanya, saat ini kerusakan terumbu karang di perairan dari sabang sampai merauke ini sudah mencapai 46 persen. Fakta tersebut diungkap oleh Badan Karantina Ikan Pengenali Mutu dan Kemanan Hasil Perikanan atau BKIPM.
BKIPM juga mengatakan kalau kerusakan terumbu karang tak hanya diakibatkan oleh faktor alam, tetapi juga faktor manusia, seperti aktivitas pengeboman ikan dan penyelundupan terumbu karang serta penyelaman yang tidak memperhatikan literasi perilaku penyelaman yang baik dan benar. Maka dari itu sangat diperlukan sikap dan perilaku penyelam, apakah itu turis penyelam atau guide yang sekaligus berprofesi sebagai penyelam agar memiliki integritas dan tanggung jawab lingkungan yang tinggi demi kelangsungan dan keselamatan kelautan kita. s
Literasi Perilaku Penyelaman
Marthen Welly, seorang pegiat dan penyelam professional yang berpengalaman berbagi tips bagi para penyelam lain agar dapat menikmati wisata laut sambil melaksanakan pelestarian laut, yang merupakan asset utama aktivitas penyelaman, yaitu :
1.      Jangan menyelam tanpa pengawasan dari penyelam professional seperti dive guide, dive instructor atau dive master. Karena mereka biasanya sudah mengenal lokasi dan biasanya mereka berperan sekaligus sebagai buddy.
2.      Jangan menyelam bila ragu, apalagi melepaskan BCD atau fins. Keraguan dapat membuat kita salah mengambil keputusan yang dapat berakibat sangat fatal.
3.      Lakukan foto atau penyelaman pada spot tertentu saja, sehingga tidak menganggu habitat alami yang sudah ada, seperti wreck yang tumbuh di coral.
4.      Selalu buat perhitungan dan perencanaan sebelum menyelam dengan diving partner kalian. Ingatlah bahwa scuba diving tidak berbahaya, namun aksi tanpa perencanaan dan tindakan ceroboh atau panik dapat membahayakan.
5.      Penyelam jangan sampai menyentuh karang, fins (pakaian atau sepatu karet penyelam) jangan sampai terlalu dekat dengan terumbu karang karena terumbu hidup biasanya memiliki tekstur yang sangat lunak dan gampang rusak serta mudah terluka.
6.      Para dive guide juga harus memberi tanda, memonitoring terumbu karang dan melakukan clean-up serta menyediakan informasi edukasi tambahan di dive center.
7.      Bila penyelam ingin menyaksikan ikan Pari Manta, jaga jarak aman, yaitu paling dekat adalah minimal 3 meter, jangan coba di sentuh atau dikejar. Karena biasanya pari Manta bisa stress dan alhasil penyelam tidak dapat melihatnya dari jarak yang dekat.
8.      Jangan membawa nasi bungkus atau kotak makan sekali pakai. Bawalah selalu kemasan makanan yang bukan sekali pakai seperti botol air dan wadah nasi yang bisa digunakan berkali-kali untuk mengurangi sampah tentunya.
Demikianlah beberapa tips tentang literasi perilaku penyelaman, semoga bisa menjadi sedikit standar dan parameter bagi para penyelam sehingga kita sama-sama dapat menjaga kesehatan dan keselamatan laut sehingga keindahan alam bawah laut dapat terus kita nikmati bersama sampai ke anak cucu. Dengan semangat Hari Kelautan Nasional mari kita bergandeng tangan untuk sama-sama berkomitmen menjaga anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa ini agar menjadi berkah bagi kita bersama selamanya. Salam literasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar