Jumat, 03 Juli 2020

Literasi Buah Langka


Literasi Buah Langka
Oleh : Rina Devina
Pernahkan anda mendengar Hari Buah Sedunia? Kebanyakan dari kita sering mendengar tentang festival bunga dan buah, tapi jarang yang tahu kalau ada peringatan Hari Buah Sedunia ini. Peringatan Hari Buah Sedunia (HBS) ini diperingati sejak tahun 2007 lalu. Bertempat di Negara Jerman, tepatnya di  Mauer Park Berlin. Ide awal dari HBS ini berawal ketika perkumpulan mahasiswa di Universitas Alice Salomon Berlin  mengadakan pertemuan perkumpulan tahunan.
Dalam pertemuan tersebut, dicetuskanlah ide untuk berbagi makanan dengan sesama yang berlanjut dengan saling memberi buah yang disukai kepada orang terkasih atau orang yang dijumpai.di sekitar. Tujuannya adalah untuk berbagi kebahagiaan dan meningkatkan rasa simpati serta keceriaan bersama dengan keluarga, teman ataupun orang-orang sekitar. Kegiatan ini terus berlanjut, sehingga tercetuslah untuk dirayakan secara rutin setiap tahunnya menjadi HBS yang diselenggarakan setiap tanggal 01 Juli.
Sejak pertama kali dilaksanakan, HBS ini selalu memiliki tema khusus setiap tahunnya. Di awal penyelenggaraannya, tema yang di usung adalah “Come Together”, yaitu mengajak orang-orang untuk ikut datang menyaksikan dan berbagi serta menikmati bersama-sama buah yang dihidangkan dan diberikan, Selain tema yang berbeda, setiap tahun juga di pilih buah yang akan menjadi ‘Fruit of the year’. Fruit of the year tahun 2020 ini adalah Grapefruit.
Grapefruit dikenal di Indonesia sebagai buah jeruk Bali. Buah jeruk jenis ini selain memiliki manfaat yang baik untuk menjaga kesehatan juga ampuh sebagai pembakar lemak dan penekan nafsu makan yang baik. Jeruk yang tinggi vitamin C ini efektif untuk menurunkan berat badan dan sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi grapefruit setiap hari. Namun sangat disayangkan, karena kurangnya literasi kita tentang khasiat dari jeruk Bali ini, banyak orang yang tidak menyukai sehingga tidak menanan dan membudidayakan jeruk jenis ini.
Walaupun begitu, ketika kita kesulitan menemukan buah jeruk jenis ini kita dapat menggantinya dengan jeruk jenis lainnya. Cara mengkonsumsi yang disarankan agar dapat merasakan manfaatnya dengan maksimal adalah dengan mengkonsumsinya sebelum makan. Bagi sebagian besar etnis Tionghoa, jeruk Bali ini masih sering digunakan sebagai salah satu sesembahan ketika akan melakukan sembahyang pada hari-hari tertentu setiap bulannya, sehingga beberapa petani masih menanamnya dan menjualnya di daerah pinggiran Sumatera Utara, khususnya di dekat daerah Langkat dan sekitarnya.
Kita masih dapat menjumpainya di beberapa toko buah atau supermarket, atau pedagang buah yang berjualan dipinggir jalan di kota medan pada hari-hari tertentu saja. Padahal sebagai negeri yang tropis yang subur, tanah Indonesia adalah daerah yang ramah akan berbagai jenis buah-buahan. Berbagai buah tropis dapat tumbuh di Indonesia, tetapi banyak juga benih buah yang tidak asli endemik Indonesia, melainkan adalah buah yang aslinya di bawa dari Negara lain dan ditanam serta dibudidayakan di Indonesia.
Sekarang, buah asli Indonesia diambang kepunahan, bahkan banyak diantaranya sudah menjadi buah yang langka dan sulit ditemukan lagi dipasaran. Selain buah Jeruk Bali, berikut adalah beberapa buah yang disinyalir mulai langka dan jarang ditemui serta mulai harus dibudidayakan kembali agar dapat kembali menjadi ciri khas dan primadona buah asli khas Indonesia, beberapa diantaranya adalah :
1.      Buah Lobi-lobi, buah yang bentuknya mirip dengan buah Cherry ini sebenarnya cukup mudah untuk ditanam, karena dapat tumbuh pada tanah jenis apapun. Namun karena rasanya yang cenderung asam, buah ini kurang digemari. Buah ini cocok diolah menjadi manisan, asinan dan dijadikan bahan campuran rujak. Buah ini juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan karena mengandung beberapa vitamin dan mineral. Buah ini sangat baik untuk mengatasi keluhan penyakit diare dan kencing darah.
2.      Buah manau, Buah ini adalah buah dari pohon rotan yang tumbuh di sekitar kepulauan Bangka, Belitung dan Kalimantan. Penampakan buah ini sekilas mirip dengan buah salak, karena bersisik. Namun ukuran buah ini lebih kecil dan berbentuk oval. Rasa buah ini tidak begitu manis dan membuat lidah bergetar karena rasa kecut yang cenderung pahit serta sepat, biasanya buah ini hanya diolah menjadi asinan.
3.      Buah Lai, buah ini adalah salah satu varietas durian lokal asal Kalimantan Timur. Durian ini memiliki daging buah yang berwarna oranye dengan tekstur lembut dan agak kering. Manfaat buah ini sangat banyak, diantaranya adalah memperlancar pencernaan, mencegah stress, menambah nafsu makan dan lain sebagainya.
4.      Manggis Putih, buah manggis tenyata bukan hanya berwarna ungu saja, namun ada buah manggis putih juga. Buah jenis ini banyak dijumpai di daerah Lingsor, kabupaten Lombok Barat. Manggis putih dikenal lebih bermanfaat dan unggul dari manggis biasa, sesuai namanya, kulit buah manggis ini berwarna putih dan bila sudah tua akan berubah menjadi keunguan. Rasanya sangat manis dan daging buahnya lebih renyah karena kandungan air yang lebih sedikit.
5.      Buah Kemunting, Buah ini biasanya tumbuh di atas bukit, khususnya di tanah liat bercampur pasir. Buah ini berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 1-1.5 sentimeter. Buah ini mengandung banyak serat dan manis rasanya. Biasanya bila matang buah ini menjadi berwarna ungu tua, banyak orang memanfaatkan buah ini untuk dijadikan selai atau isian kue pai.
6.      Buah Matoa, buah ini sangat khas papua. Umumnya buah ini berbuah sekali setahun pada sekitar bulan Juli sampai Oktober. Rasa buah ini manis mirip seperti buah kelengkeng atau rambutan. Buah ini bila matang berwarna merah keunguan dengan sedikit warna hijau dan berbentuk lonjong seperti bentuk buah sawo.
7.      Buah Kelubi, buah ini sering dijumpai di provinsi di Sumatera seperti daerah Bangka, Riau, Jambi dan Lampung. Rasanya cenderung asam namun menyegarkan. Di daerah Sumatera Selatan, buah ini biasanya digunakan sebagai campuran sambal terasi, sedangkan di daerah Kalimantan Timur buah ini dimanfaatkan sebagai manisan.
8.      Buah Keledang, buah keledang ini mempunyai nama lain sebagai buah bangsal. Buah Keledang ini berasal dan masih ada di daerah Kalimantan. Pohon buah ini tingginya mencapai 40 meter. Buah ini terlihat seperti nangka dan memiliki warna daging buah yang berbeda. Rasanya manis seperti kolaborasi rasa buah nangka dan buah manggis.
9.      Buah Kecapi, buah ini hampir mirip dengan buah manggis hanya beda warna saja. Bentuknya bulat pipih dengan diameter sekitar 5-6 sentimeter dengan warna kuning keemasan dan berbulu halus. Rasa buah ini manis dengan sedikit asam, Buah ini efektif sebagai obat sakit perut, demam, kram perut dan lain sebagaintya.
10.  Buah Delima, buah yang tertulis dalam kitab suci Al-Quran ini dulu pernah popular di Indonesia. Bahkan raja Salman ketika berkunjung ke Indonesia meminta buah ini ada dalam daftar menunya. Buah ini memiliki rasa yang sedikit manis dan asam, buah ini memiliki khasiat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melancarkan pencernaan. Walaupun terkesan langka, namun di beberapa daerah dapat kita jumpai dan masih tumbuh tumbuh dengan baik. Untuk sekarang ini buah delima ini banyak kita jumpai di daerah pasar belakang Blok M Jakarta.
Demikianlah beberapa buah langka asli Indonesia, masih ada lagi buah lain yang langka namun bukan asli tanaman asal Indonesia, diantanya adalah buah Kesemek dan buah Bisbul. Buah kesemek masih dapat kita jumpai di daerah Brastagi, Sumatera Utara. Sedangkan buah Bisbul masih ada tumbuh di daerah Bogor, Jawa barat. Selain buah Kesemek dan buah Bisbul, buah Rambutan Binjai juga terancam punah sekarang ini. Buah rambutan ini hanya memiliki rasa yang khas bila di tanam di daerah endemiknya, bila ditanam diluar daerah Binjai, buah ini memiliki cita rasa yang berbeda.
Bagaimanapun juga banyaknya buah lokal asli indonesia yang semakin langka ini bukan tanpa alasan, Banyak faktor penyebabnya, mulai dari rasanya yang kurang disukai, faktor produksi dan distribusi yang kurang serta berbagai faktor lainnya termasuk faktor alam. Dan yang paling menentukan adalah faktor manusia yang mulai melupakannya, karena dirasa sangat tidak komersil dan kurang digemari serta nilai jual yang rendah. Dan akhirnyapun tak tersentuh dan terlupakan.
Semoga dengan peringatan HBS ini, kita dapat mulai mengenal dan mulai berusaha membudidayakan kembali buah-buahan lokal dan langka ini agar tetap menjadi komoditas dan terutama menjadi sumber pangan yang murah karena tidak perlu mengimpor dari luar Negari. Ke depannya, semoga kita dapat kembali mulai menanan tanaman-tanaman bukan hanya buah, namun bunga, sayuran atau apapun komoditas asli Indonesia di lahan yang sudah di alokasikan pemerintah seperti di kebun Raya Bogor atau konservasi alam lainnnya.
Selain membudidayakan di pusat tanaman dan buah serta konservasi atau cagar alam, kita sebagai warga masyarakat yang baik juga bisa mengkampanyekan kembali program satu keluarga satu pohon di depan halaman rumah kita sendiri. Dan mari kita mulai menanan jenis pohon buah, bunga, ataupun sayur yang khas Indonesia. Kita dapat memulainya dengan memperdalam literasi kita tentang kekayaan alam Indonesia, khususnya buah-buahan atau tanaman lokal asli nusantara. Salam Literasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar